A.PENDAHULUAN
sabun
mandi merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita harus membersihkan badan setiap
hari. Banyaknya kegiatan mengharuskan kita untuk mandi minimal dua kali dalam
sehari untuk menjaga kesehatan badan. Sabun yang baik adalah sabun yang
memiliki fungsi ganda, selain untuk menetralkan badan yang asam karena keringat
atau membersihkan dari kotoran tetapi juga bisa sebagai antiseptik. Produksi
sabun tidak lepas dari bahan-bahan kimia sebagai zat aktivator.
Bahan-bahan kimia yang digunakan ternyata kurang ramah lingkungan dan menimbulkan pencemaran air. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan bahan yang ramah lingkungan. Salah satu penelitian menemukan zat antiseptik alami yaitu dalam daun nanas.
Bahan-bahan kimia yang digunakan ternyata kurang ramah lingkungan dan menimbulkan pencemaran air. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan bahan yang ramah lingkungan. Salah satu penelitian menemukan zat antiseptik alami yaitu dalam daun nanas.
B. PEMBAHASAN
1. SABUN
Sabun
adalah salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami.
Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan
bagian ekor bersifat hidrofobik karena sifat inilah sabun mampu mengangkat
kotoran (Biasanya lemak) dari badan.(Permono,2001). Pembuatan sabun menggunakan
teknik saponifikasi. Proses ini dilakukan dengan mereaksikan minyak atau lemak
dengan logam alkali dengan produk sampingannya berupa gliserin.(Prawira,2010).
Sabun mandi memiliki beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi
tersendiri yaitu Sodium lauryl sulafat (SLS) berfungsi sebagai zat pengangkat
kotoran dan noda minyak, Diethanolamina yang berfungsi sebagai pengemulsi dan
pembuat busa, Gliserin yang berfungsi sebagai pelembab kulit, Lactic Acid yang
berfungsi sebagai zat pencerah, danStearic acid
yang berfungsi sebagai pengeras sabun dan menstabilkan busa.
Cara kerja sabun adalah dengan cara mengikat minyak di dalam air,
sehingga akhirnya minyak dankotoran yang melekat dapat dibilasdengan mudah.
2. NANAS
Nanas
adalah tumbuhan yang banyak dijumpai di seluruh pelosok nusantara.Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki
nama ilmiah Ananas cosmosus. Tanaman
ini ditanam di kebun-kebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang cukup
mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nanas merupakan tanaman
buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan,
tinggi 50-150 cm, terdapat tunas menyarap pada bagian pangkalnya. Daun
berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebarmenjadi pelepah.
Helaian daun berbentuk pedang, tebal, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung
lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang bengkok ke atas, sis bawah
bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan, bunga majemuk
(Sugeng,2010).
Gambar 1.
Daun Nanas
(www.KabariNews.com/?32483 )
Ada dua varietas yang sudah lama dikembangkan diIndonesia yaitu
nanas queen dan nanas smooth coyenne. Nanas queen banyak
ditanam di daerah Bogor dan Palembang.
Nanas queen memiliki rasa yang lebih manis dari pada nanas coyenne
dan memiliki daun yang berduri. Nanas queen umumnya ditanam di dataran
rendah, sedangkan nanas coyenne ditanam luas di dataran tinggi. Namun,
khususnya untuki nanas coyenne yang ditanam di daerah Subang, buahnya
lebih manis dari pada nanas queen dan nanas jenis coyenne di
daerah lain (Redaksi ArgoMedia Pustaka,2009). Dalam penelitian ini digunakan
daun tanaman nanas queen.
Buah nanas mengandung vitamin (A dan
C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstroksa, sukrosa
(gula tebu), dan enzim bromelain. Daun ,buah dan akarnanas mengandung saponin,
flavonoid dan polifenol.
Sapomin adalah senyawa aktif.
Permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air. Mula-mula
disebut sapomin karena sifatnya yang khas menyerupai sabun. Sapomin adalah
suatu glikosida yang ada pada banyak pada macam tanaman. Sapomin memilliki
kegunaan dalam pengobatan, terutama karena sifatnya yang mempengaruhi absorpsi
zat zat aktif secara farmakologi. Beberapa sapomin bekerja sebagai antimikroba
(Masroh,2010).
Gambar. Struktur kimia sapomin
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bisa
menghambat sintetis dinding sel (Mujab et al, 2008). Protein yangmenggumpal
tidak akan dapat berfungsi lagi sehingga akan mengganggu pembemtukan dinding
sel bakteri. Fenol merupakan senyawa anti bakteri yang kuat( jawetz et al, 2001)
Gambar.
Struktur kimia Falvonoid
Mekanisme kerja antibakteri yaitu menghambat sintesis dinding sel
bakteri, penghambatan sintesis protein bakteri, penghambatan sintesis asam
nukleat (DNA/RNA), dan penghambatan sintesis matabolit esensial bakteri.
3. PENGEKTRAKSIAN DAUN NANAS
Ektraksi daun
nanas bisa didapatkan dengan metode Infus. Metode infus adalah metode
pengambilan ekstrak suatu simpilsa atau bahan alamiah nabati dengan menggunakan
air pada suhu selama 15 menit (FI, 1979). Pertama siapkan daun nanas yang masih
segar kemudian dipotong kecil-kecil dan dilanjutkan pemblenderan sampel. Metode
ini dalam prosesnya kita membutuhkan satu unit panci yang terdiri dari dua buah
panci yang bisa ditumpuk. Panci ini sering disebut “panci tim”. Bahan yang akan
diekstraksi berada di panci yang atas beserta pelarutnya yaitu air dengan
takaran tertentu. Panci yang bawah diisi dengan air. Ini bertujuan untuk
memanaskan panci yang diatasnya agar tidak langsung berhubungan langsung dengan
api. Penempatan panci seperti itu bertujuan agar zat aktif pada bahan ekstrak
tidak rusak. Karena zat aktif ini akan rusak jika dipanaskan pada suhu 100o.
(Gunawan, 2004). Pemanasan ini menggunakan api sedang dengan derajat maksimal
90o sambil diaduk-aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel,
tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infuse
yang dikehendaki (Anonym,1979).
4. PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN NANAS PADA PEMBUATAN SABUN MANDI
Pembuatan sabun sendiri menggunakan proses
saponifikasi yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dengan penambahan
NAOH sambil dipanaskan. Asam lemak yang berikatan dengan Na itu yang disebut
sabun. Reaksi penyabunan merupakan rekasi eksotermis sehingga harus diperhatika
pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang
berlebihan. Dalam proses ini penambahan larutan alkali (NAOH atau KOH)
dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanaskan (Levenspiel, 1972).
Dalam
penambahan zat antiseptik dari ekstaksi daun nanas harus menggunakan takaran
tertentu. Takarannya masih dalam taraf mikro. Penambahannya bersama dengan
penambahan zat aktif lain, seperti gliserin, lactic acid, dll.
C.PENUTUP
Sabun merupakan kebutuhan manusia sehari-hari. Dalam
fungsinya, sabun memiliki fungsi sebagai
pembersih badan dari kotoran, pencerah dan pelembab kulit, dan zat antiseptik.
Zat antiseptik yang ditambahkan biasanya berasal dari zat kimia berbahaya yang
kuarang ramah lingkungan. Menurut penelitian, zat antiseptik bisa ditemukan
dalam daun nanas. Zat antiseptik ini bernama sapomin dan flavonoid yang berasal
dari ekstrak daun nanas. Ini bisa digunakan sebagai pengganti zat kimia
berbahaya dengan takaran tertentu yang sudah ditentukan.
0 komentar:
Posting Komentar